Beton Pun bisa terapung (Perahu Beton)

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U
Dosen Teknik sipil UIR
            MAKASSAR – Mengunjungi Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dikenal sebagai “kampus merah” di Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain akan menemukan gedung rektorat yang cukup megah, pepohonan yang rimbun, juga akan menemukan perahu rakitan yang terbuat dari beton. Perahu itu berada di sekitar danau yang membelah jalan utama kampus itu.
Memandangi perahu beton itu, sesaat terlihat tidak ada yang istimewa. Namun jika mencermatinya lebih lama dan saksama lagi, kita akan menemukan suatu keunikan yang membedakan perahu itu dengan perahu-perahu lainnya. Demikianlah yang diungkapkan oleh Suriani (Sinar Harapan, 22 maret 2006).
Salah satu keunikannya, baik rangka maupun komponen tubuh perahu ini, dibuat dari beton bahan yang umumnya digunakan untuk membangun rumah, bak mandi, atau kolam.
Jadi, perahu di pinggir Danau Unhas itu sangat kuat dan mampu bertahan lama. Wajarlah kalau perahu beton ini sangat kuat dibanding jenis perahu lainnya, yang umumnya menggunakan bahan dasar kayu yang dapat saja lapuk karena dimakan usia, atau jenis kayunya kurang berkualitas.
Sebenarnya asal muasal nama perahu beton ini dari dua rangkaian kata yaitu ferro (besi) dan cement (semen), menjadi ferrocement. Pertama kali perahu beton ini diujicobakan di Prancis. Setelah itu, perahu beton mulai dikembangkan di berbagai belahan dunia, khususnya di negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Khusus di Indonesia, perahu beton itu awalnya menggelitik pikiran salah seorang guru besar di Unhas, Makassar. Profesor yang mengajar di Fakultas Teknik (FT) selama ini telah lama mencari solusi dan alternatif bagaimana mengurangi kemacetan di jalur perjalanan darat, akhirnya mendapat jawaban lewat perahu beton itu. Dengan temuan perahu beton tersebut akhirnya, Prof DR Ir JB Manga bersama sembilan orang rekannya yang tergabung dalam timnya dari Indonesia, mulai merakit perahu beton sebagai salah satu alat transportasi air pada tahun 1978.
Menurut pria lebih separuh baya ini, perahu beton merupakan teknologi tepat guna dan tepat sasaran, yang dirancang dengan metode yang sangat sederhana. Pasalnya, bahan dasar perahu ini cukup menggunakan hukum Archimedes agar besi dan semen yang cukup rentan tenggelam ini, bisa terapung di air. Dengan hukum Archimedes itu, tekanan ke atas dari air dipindahkan, lalu dihitung berapa ukuran luas dan berat dari beton. Alhasil, masalah bahan dasar dapat ditaklukkan dan sempurnalah perahu itu terapung di atas air.
Sementara cara pembuatannya pun sangat sederhana. Dimulai dengan pembuatan rangka perahu yang terdiri dari besi 8 mm dan 10 mm. Rangka itu kemudian dibungkus dengan kawat rang lalu diplester dengan campuran semen dan pasir.
Rangka kawat yang sudah terbungkus campuran semen dan pasir tersebut, selama 28 hari harus selalu berada dalam keadaan basah atau curring. Tujuannya, agar dapat menyempurnakan pengerasan pada semen. Meskipun diketahui bahwa pada dasarnya besi beton dan kawat rang itu sudah kuat, terapi, tetap harus dibungkus agar tidak terpengaruh oleh air dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Dalam waktu 28 hari, perahu beton itu siap pakai. Perahu yang bak daun, di mana terdapat urat-urat yang terbungkus oleh hijau daun dan jika dimasukkan ke dalam air akan kelihatan serat-seratnya.
                                                           
Keberhasilan tim Manga mempopulerkan teknologi perahu beton ini, akhirnya banyak ditiru para peneliti di pelbagai kawasan Tanah Air, salah satu di antaranya oleh Universitas Indonesia (UI).
Sejumlah peneliti di kampus tersebut merancang perahu beton dengan modifikasi yang tampil lebih konsumstif.
Bukti keberhasilan dosen teknik Unhas dalam membuat perahu beton ini, memupuskan pandangan bahwa beton hanya bisa dilihat dan dikembangkan di darat sebagai bahan dasar bangunan. Penelitian ini diharapkan terus dikembangkan sehingga beton bisa menjadi bahan dasar kapal besar,” kata Manga sembari menambahkan, ia sendiri bersama timnya mencoba merakit perahu beton ini dengan bekal pengetahuannya dari Thailand. Pengembangan perahu beton ini tentunya akan menjadi sebuah kontribusi besar bagi pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia.
Selain itu, adanya perahu beton dapat mengurangi kemacetan di darat dan melindungi hutan dari praktik illegal logging (pembalakan liar), karena penggunaan kayu untuk memenuhi bahan dasar pembuatan perahu atau kapal besar.
Kiranya, Indonesia dapat mencontoh negara-negara yang sudah menerapkan teknologi tersebut. Tengok saja Singapura dan China. Kedua negara ini telah menggunakan teknologi perahu beton sebagai sarana transportasi di perairan dan terbukti cukup diminati warganya. ***

00.10 | Posted in | Read More »

Konsep Perencanaan Bangunan Masjid

oleh : Ir. Rony Ardiansyah, MT.
Pengamat Perkotan/Dosen Magister Teknik sipil UIR
Bincang-bincang masalah pembangunan masjid. Hampir setiap sudut dan penjuru kota bisa kita dapatkan semaraknya kegiatan pembangunan masjid. Memang ada beberapa bangunan masjid yang sudah ditata dan direncanakan dengan baik, tetapi kebanyakan bangunan-bangunan masjid disekitar kita hanya dibangun dengan cara swaklola, juga tidak dirancang konsep perencanaan arsitektur yang khusus.
Konsep perencanaan bangunan masjid tidak terlepas dari pengertian “Masjid” itu sendiri. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil juga disebut mushollalanggar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur’an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah “Sajada” dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata “masgid” (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata “masgid” (m-s-g-d) ini berarti “tiang suci” atau “tempat sembahan”.
Untuk merencanakan sebuah masjid sebaiknya perlu ditinjau dulu konsep dasarnya, sebagaimana juga dilakukan terhadap bangunan-bangunan lain. Konsep-konsep berikut yang dikutip dari “Majalah Bulanan “Konstruksi” Nomor 121, Mei 1988 Th. Ke-XII” cukup menarik dan dapat digunakan sebagai informasi atau acuan dalam merancang bangunan masjid.
Pada dasarnya untuk membangun atau merencanakan sebuah masjid hendaknya kembali kepada tuntunan-tuntunan yang terdapat pada sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dalam membangun masjid, arsitek tidak dapat melihat sejarah atau bangunan-bangunan masjid yang telah ada saja, melainkan memahami atau belajar berdasarkan inti ajaran Islam itu sendiri atau menurut istilahnya “the teaching it self”. Namun, tentunya kaidah-kaidah arsitektur tetap perlu diperhatikan, sebagaimana layaknya bangunan-bangunan lain.
Kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan bagi sebuah masjid, seperti yang dituturkan Miftah dalam bukunya berjudul “Masjid” antara lain, bahwa masjid selain mengarah ke kiblat di Masjidil Haram, Mekkah, juga hendaknya dibangun benar-benar sesuai dengan fungsi dan tujuannya, sehingga perlu dihindari kemungkinan adanya bagian-bagian bangunan atau ruangan yang memang dilarang dalam Islam. Ditekankan pula, bahwa identitas yang menunjukkan pengaruh agama-agama lain hendaknya sejauh mungkin dihindarkan walau hanya berupa elemen kecil yang samar sekalipun. Dalam hal ini perlu sekali kearifan dan kesensitifan Arsitek untuk meng-expose atau menvisualisasikan elemen-elemen konstruksi. Juga masjid hendaknya dibangun dengan biaya rendah yang tidak berlebih-lebihan serta tetap memperhatikan faktor keindahan dan kebersihan. Hal ini semua sesuai dengan tuntunan dalam Islam dan diterangkan Miftah dalam bukunya yang berjudul “Masjid”, masing-masing lengkap dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Pada masa lampau manusia baru mengenal konstruksi sederhana yang terdiri dari kolom dan balok yang ditumpang di atasnya. Justru itu, bentuk yang terjadipun sesuai dengan konstruksinya. Kemudian, sesuai dengan tuntunan shalat bahwa shaf (barisan dalam shalat) harus lurus dan rapat, maka dicarilah bentuk yang dapat menciptakan ruang luas tanpa banyak diganggu oleh kolom-kolom. Maka tak heran kalau kemudian muncul bentuk dome. Sebagaimana diketahui, dengan bentuk dome itu, gaya-gaya dapat disalurkan melalui lengkungan-lengkungannya, sehingga tidak banyak mengganggu.
Kubah adalah ciri atau identitas masjid, dengan kubah itu tercipta suasana yang agung, sehingga manusia merasa kecil dihadapan Khaliknya. Seperti Istiqlal di Jakarta, bentuk dome membuat ruang di bawahnya memiliki suasana tenang dan orang yang sedang shalat akan merasa kecil. Kwalitas ruang yang tercipta demikian agung.
Untuk mendesain sebuah masjid, diperlukan tiga prasyarat, yang maksudnya untuk dapat menstimulir kekhusukan dalam beribadat. Ketiga prasyarat itu adalah, pertama: harus selalu bersih, dalam arti mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya. Kedua, adalah tenang, yaitu menciptakan “suasana” yang dapat mendorong lahirnya ketenangan. Dan ketiga, adalah “sakral tapi ramah”.
Tujuannya menciptakan suasana yang ramah, agar setiap orang yang memasuki masjid dapat duduk sama rendah tanpa perbedaan derajat. Bukankah Islam itu agama yang sangat demokratis? Jadi, masjid harus sederhana namun kaya akan daya ungkap ke-Islam-an”.
Sejak awal dibangunnya sebuah masjid, denah yang ada berbentuk segi empat. Hal ini dilakukan secara logis sesuai dengan kebutuhan shaf-shaf dalam shalat berjamaah. Bentuk persegi akan membuat ruang-ruang yang terbentuk dapat dimanfaatkan seluruhnya, sedangkan denah yang berbentuk sudut-sudut tertentu (lancip) akan membuat ruangan banyak yang terbuang. Ini berarti, berlebih-lebihan atau mubazir.
Arah kiblat yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan ruang-ruang terbuang percuma, sehingga dalam perencanaan sebuah masjid hal ini harus benar-benar diperhatikan. Denah segi empat, dapat berarti bujur sangkar atau empat persegi panjang. Empat persegi panjangpun ada dua jenis, sisi panjangnya searah dengan arah kiblat atau tegak lurus arah kiblat. Bentuk bujur sangkar membuat arah kiblat menjadi lemah karena bentuk yang cenderung memusat itu akan menimbulkan kesan ke atas yang kuat, paradoks dengan arah kiblat yang semestinya ditekankan.
Untuk denah segi empat yang sisi panjangnya searah dengan arah kiblat, para jemaah dapat dengan mudah melihat khatib (pemberi khotbah). Namun akan terjadi shaf yang relatif banyak kebelakang. Ini melemahkan sifat kesamaan (demokrasi) dalam Islam.
Bentuk lain adalah segi empat yang sisi panjangnya tegak lurus arah kiblat atau sisi terpendek searah dengan arah kiblat. Shaf yang terjadi tidaklah banyak, walau jamaah agak sulit melihat khatib pada waktu khotbah. Namun dengan sedikit menyerong, jemaah dapat melihat khatib dan hal ini tidak ada larangannya dalam Islam.
Pembagian denah untuk ruang shalat bagi wanita biasanya ditempatkan dibelakang. Dengan pembatas biasanya berupa tirai ataupun dinding kerawang yang transparan. Beberapa masjid ada juga yang menempatkan wanita di lantai atas, yang dibuat semacam balkon sehingga jemaah wanita masih dapat melihat imam.
Sesungguhnya dalam Islam, wanita tidak wajib pergi shalat ke masjid. Pergi shalat ke masjid bagi wanita hanyalah suatu perbuatan baik saja atau amal shaleh. Bahkan ada hadis meriwayatkan bahwa shalat di rumah bagi wanita lebih besar pahalanya dari pada shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Karena itu luas liwan untuk wanita juga relatif lebih kecil daripada liwan untuk laki-laki.***

00.04 | Posted in | Read More »

PEMESANAN DESAIN RUMAH DAN BANGUN RUMAH


KONSULTASI ATAU PEMESANAN BISA MENGHUBUNGI KAMI :

HEAD OFFICE
Bekasi
HP/WA ; 085 721 951 820
BB : 21E4375A
EMAIL ; membangunrumah1mpian@gmail.com

KAMI MELAYANI
1. JASA DESAIN RUMAH
2. MEMBANGUN RUMAH/KANTOR/RUKO
3. RENOVASI RUMAH/KANTOR/RUKO

17.58 | Posted in | Read More »

Contoh Desain Kantor Samsat Online


Desain Kantor Ini dihasilkan oleh tim Arsitek kami.

08.10 | Posted in , , | Read More »

Cara Mengukur Tanah Untuk Bangunan Rumah

Mengukur tanah adalah sebuah pekerjaan mudah, akan tetapi jika pelaksanaanya kurang hati-hati dapat menimbulkan kesalahan atau bahkan bisa jadi ribut sama tetangga :razz:. Sebelum membangun rumah kita mengukur tanah terlebih dahulu, hasil pengukuran tanah inilah yang nantinya digunakan untuk membuat ” Desain rumah Lengkap ” sekaligus mengurus surat izin mendirikan Bangunan rumah ( IMB ).
Data pengukuran tanah yang diperlukan untuk membuat IMB maupungambar kerja rumah adalah:
  • Panjang dan lebar tanah
  • Luas tanah
  • Posisi tanah terhadap jalan raya dan bangunan disekitarnya agar posisi rumah nantinya tidak makan tanah tetangga :razz: .
  • Bentuk tanah
  • Tinggi permukaan tanah dari jalan raya atau muka air banjir setempat.
Peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur tanah antara lain:
  • Roll Meter
  • Water pass
  • Benang Ukur
  • Pengukur Sudut
  • Teodholit
  • Kalkulator.
Cara mengukur tanah untuk membangun rumah adalah:\r\n
  • Membersihkan lahan dari rintangan yang akan menghalangi pengukuran, tapi kalau rintanganya besar ya jangan diangkat gak kuat kali :razz:, untuk mengatasinya dapat digunakan rumus pengukuran tanah dengan membuat garis pinjaman dilahan tanah kosong.
  • Mengukur panjang dan lebar tanah dengan roll meter atau theodolit.
  • Mengukur sudut tanah dengan dengan theodolit maupun pengukur sudut sederhana.
  • Mengukur Lebar jalan Raya.
  • Mengukur bangunan yang ada di sekitar lahan tanah rencana pembangunan rumah.
  • Membuat gambar sketsa hasil pengukuran tanah secara tepat, dan jika dimungkinkan mengukur kembali untuk mengecek keakuratan.
Misalkan dalam seri desain Rumah lengkap type mars ini kita mendapatkan tanah dengan ukuran 5 m x 12 m yang berada pada lokasi sempit terjepit pada bangunan lain dengan sketsa gambar pengukuran tanah sebagai berikut:


nah dari gambar lokasi tanah tersebut pada tulisan selanjutnya kita akan mencoba membuat gambar denah rumah.\r\n

ilmusipil.com

08.05 | Posted in , , | Read More »

RAB Bangunan


Rencana anggaran biaya bangunan atau sering disingkatRAB adalah perhitungan biaya bangunan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan di bangun, sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Untuk menghitung RAB diperlukan data – data antara lain:
  • Gambar Rencana Bangunan.
  • Spesifikasi Teknis Pekerjaan yang biasa disebut juga sebagai RKS ( Rencana Kerja dan syarat – syarat )
  • Volume masing – masing pekerjaan yang akan di laksanakan.
  • Daftar harga bahan bangunan dan upah pekerja saat pekerjaan di laksanakan.
  • Analisa BOW atau harga satuan pekerjaan.
  • Metode kerja pelaksanaan.
o.k, selanjutnya kita akan mencoba menghitung suatu rencana anggaran biaya pekerjaan bangunan.
Cara menghitung rencana anggaran biaya bangunan adalah sebagai berikut:
misalkan sebuah pekerjaan plesteran  1 pc : 4 ps tanpa acian pada pasangan bata 2 muka dengan gambar kerja sebagai berikut:
langkah pertama adalah menghitung volume pekerjaan plesteran.
v plesteran= 2 m x 3 m x ( 2 muka ) = 12 m2
berikutnya kita mencari tabel analisa BOW atau analisa harga satuan pekerjaan:
Analisa  untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah
  • 0.2170 zak semen
  • 0.02830 m3 pasir pasang
  • 0.0125 mandor
  • 0.0200 kepala tukang
  • 0.2000 tukang batu
  • 0.2500 pekerja
selanjutnya  kita mencari harga bahan dan upah untuk analisa pekerjaan diatas, contohnya sebagai berikut ( harga disini hanya perkiraan untuk lebih tepatnya bisa di survey di toko ):
  • semen = Rp. 59.000 / zak
  • pasir pasang = Rp. 150.000,00 / m3
  • mandor = Rp. 50.000,00 / hari
  • kepala tukang = Rp. 45.000,00 / hari
  • tukang batu = Rp. 40.000,00 / hari
  • pekerja = Rp. 35.000,00 / hari
langkah berikutnya adalah mengalikan antara analisa harga satuan dan harga bahan/ upah sebagai berikut
  • semen =0.2170 x Rp. 59.000= Rp. 12.803,00
  • pasir pasang =0.02830 x Rp. 150.000,00= Rp. 4.245,00
  • mandor =0.0125 x Rp. 50.000,00= Rp 625,00
  • kepala tukang = 0.0200 x Rp. 45.000,00= Rp. 900,00
  • tukang batu = 0.2000 x Rp. 40.000,00= Rp. 8.000,00
  • pekerja =0.2500 x Rp. 35.000,00= Rp. 8.750,00
  • jadi jumlah harga total 1m2 plesteran adalah Rp.35.323,00
setelah diketahui harga per 1 m2 plesteran adalah Rp.35.323,00 maka langkah terakhir adalah mengalikanya dengan total volume plesteran yang sudah dihitung sebelumnya yaitu 12 m2
Jadi total harga plesteran adalah 12 x 35.323 = Rp.423.876,00 biasanya terus dibulatkan Rp.423.000,00
terbilang ( empat ratus dua puluh tiga ribu rupiah).
begitulah kurang lebih caranya.
dan untuk menghitung 1 rumah berarti kita menghitung satu persatu item pekerjaan seperti diatas, demikian kalau ada tambahan atau koreksi bisa di masukan di bawah ya…


ilmusipil.com

07.59 | Posted in , , | Read More »

CONTOH DESAIN RUMAH GRAHA CANDI GOLF


RUMAH INI DIGAMBAR OLEH TIM ARSITEK KAMI.

07.53 | Posted in , , | Read More »

Mengenal Bagian Rumah


Rumah merupakan satu kesatuan dari beberapa unsure ruang yang membentuknya. Tanpa kelengkapan unsur tersebut, maka rumah tidak akan menjadi lengkap bahkan tidak bisa dikatakan sebuah rumah. Unsur – unsur pendukung dari rumah tempat tinggal antara lain sebagai berikut:
1. Teras Depan
Teras depan adalah ruang yang terletak di muka sebuah rumah tinggal. Ruang ini merupakan ruang umum yang menhubungkan antara tamu dan pemilik rumah.
2. Ruang Tamu
Ruang tamu berfungsi untuk menerima tamu dan melayani tamu yang datang. Biasanya ruang ini terletak dekat dengan teras depan dan pintu depan, serta agak jauh dari ruang tidur. Ada juga yang menempatkan ruang tamu berdekatan dengan dapur dan ruang makan untuk memudahkan pelayanan bagi para tamu yang datang.
3. Dapur
Dapur merupakan bagian yang paling penting dalam komponen rumah tinggal. Dapur berfungsi untuk mengolah dan menyiapkan makanan dan minuman bagi keluarga.
4. Ruang Keluarga
Ruang keluarga adalah ruang khusus untuk anggota keluarga. Biasanya, ruang keluarga ini digunakan oleh seluruh anggota keluarga untuk kegiatan – kegiatan yang sifatnya rekreatif/rileks, misalnya sebagai tempat menonton TV, bermain dan tempat keluarga berkumpul dan mengobrol. Letak ruang keluarga biasanya berada di tengah – tengah antara ruang tamu, ruang makan dan dapur.
5. Ruang Makan
Ruang makan adalah ruang yang secara khusus digunakan untuk makan dan minum bagi anggota keluarga. ruang makan biasanya terletak di dekat dapur agar sajian dapat dengan mudah dihidangkan.
6. Ruang Tidur
Ruang tidur adalah ruang atau kamar yang diguanakan untuk beristirahat/tidur yang sifatnya sangat pribadi. Oleh karena itu, ruang tidur harus diletakkan jauh dari keramian dan kebisingan. Agar mendapatkan ketenangan, sebaiknya kamr tidur diletakkan jauh dari ruang tamu dan garasi.
7. Kamar Mandi
Kamar mandi adalah kamar yang digunakan untuk mandi. Kamar mandi biasanya menjadi satu dengan tempat untuk buang air kecil/besar (closset). Belakangan ada juga yang dinamakan ruang cuci untuk mencuci pakaian. Fasilitas yang terdapat didalam kamar mandi adalah bak air, tempat handuk, tempat sabun, dsb.
8. Gudang
Gudang adalah ruang atau kamar yang khusus untuk menyimpan perabot rumah tangga atau untuk menyimpan barang – barang yang jarang digunakan. Karena kesannya yang kotor atau berantakan maka sebaiknya gudang diletakkan jauh dari ruang tamu, ruang keluarga atau ruang makan.
9. Garasi (Carport)
Garasi (carport) adalah ruang khusus untuk menyimpan kendaraan seperti mobil,sepeda motor dsb.
10. Ruang/Kamar Tambahan
Sebagian besar rumah – rumah besar juga sering menyediakan ruang – ruang atau kamar – kamar tambahan, misalnya ruang kerja, ruang santai, ruang baca, ruang sembahyang, kamar pembantu dll. Tetapi biasanya disesuaikan dengan budget serta kebutuhan penghuni tersebut.
oleh: Arif Fadillah

07.33 | Posted in , , | Read More »

Jenis Material Bangunan


Dalam pelaksanaan pembangunan baik itu rumah, gedung maupun bangunan struktur lainya kita membutuhkan material bangunan sebagai bahan untuk pelaksanaanya. Untuk dapat membangun sebuah bangunan berkualitas maka diperlukan upaya khusus dalam memilih bahan bangunan yang bagus, caranya bisa dengan melihat kondisi penampakan fisik material atau melakukan tes uji bahan di laboratorium :-) . Contoh material bangunan yang sering digunakan adalah:

  • Beton
Merupakan batu buatan yang terdiri dari campuran pasir, semen, batu atau bahan lainya yang di cetak menjadi bagian dari sebuah bangunan. beton mempunyai tingkat kuat tekan yang berbeda-beda misalnya dinamakan dengan simbol K-250 yang berarti beton tersebut mempunyai kuat tekan sebesar 250 kg/m2.
  • Semen
Semen di gunakan sebagai bahan pengikat agregat – agregat sehingga dapat dibentuk menjadi batu beton. semen dapat dibeli di toko bangunan dengan satuan Zak atau kg, 1 zak semen ada yang berisi berat 40 kg atau 50 kg.
  • Besi Beton
Besi beton di gunakan sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi beton. besi bangunan banyak diproduksi dlam bentuk batangan dengan penampang lingkaran, untuk melihat daftar berat besi per m dapat melakukan download tabel berat besi.
  • Bekisting
Bekisting bisa dibuat dari kayu, atau seng, bekisting digunakan untuk mencetak beton sesuai bentuk yang di inginkan. Gambar diatas adalah sebuah contoh bekisting kolom yang digunakan pada pembangunan struktur gedung bertingkat tinggi.
  • Pasir
Pasir digunakan segai campuran material pengikat adukan baik beton maupun pemasangan material lainya. pasir yang baik dan layak digunakan sebagai bahan bangunan sebelumnya dilakukan tes pasir terlebih dahulu yaitu tes besar butiran, tes kadar lumpur dan organik.
  • Batako
Batako adalah beton atau batu lain yang dicetak jadi, sehingga memudahkan dalam pelaksanaanya, batako dapat digunakan pada dinding, lantai halaman, taman maupun tempat lainya. di pasaran dapat ditemukan batako dengan ukuran 10x20x40 cm.
  • Material lainya seperti ubin keramik, material pintu dan jendela, cat, dan material lainya.

Berbagai jenis material bangunan baru bermunculan sebagai hasil perkembangan inovasi dan kreatifitas sehingga menghasilkan teknolgi terbaru yang lebih canggih dan praktis :-)

sumber: ilmusipil.com

08.39 | Posted in , , | Read More »

Recently Commented

Recently Added